Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi
pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah
mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan
pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu,
hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah
bersamanya.
Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita
semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka
dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai
menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak.
Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:
1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik,
dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara
sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak,
serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar
kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah
dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di
bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Seorang
laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri,
siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab,
“Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia
akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim
kepadanya.”
2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan
orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat
dosa, dan lain-lain.
“Siapa saja menikahkan wanita yang di
bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali
keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)
Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut
dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.”
(Majmu’ Fatawa 8/242)
3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.
4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.
5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.
6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.
7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya:
Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan;
memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau
gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri
dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam
tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi
peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya;
memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani
istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga
istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya;
memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga
istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting
bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.
Satu
hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu
tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita
tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta
bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar