Kamis, 29 September 2011

Kata Mutiara - Mom & Dad



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم








Ibu pernah bercerita saat-saat kelahiranku, ayah sedang tugas keluar kota. Tetapi ayah datang, menghadapkan aku ke kiblat dan melaungkan adzan ke telingaku. Setelah itu ayah pergi meninggalkan aku terlena dalam dekapan kasih ibu.



Di awal usia 5 tahun, aku sering bermain. ibu saja yang setia menanti aku menghabiskan kerianganku. pada suatu hari, ayah pulang dari tempat kerja memarahi ibu yang membiarkan aku terlena bermain. Ayah menarikku keluar dengan kasar.



Aku ingin menangis tetapi tangisan itu tertahan lantaran aku melonjak ria karena sepeda idamanku benar-benar di hadapanku.



Ayah mengajariku naik sepeda tersebut. Setelah beberapa saat ayah sengaja melepaskan tangannya. Aku menjerit ketakutan ketika tahu ayah benar-benar melepaskannya.



Sepeda tak terkendali dan roboh. Lututku berdarah. Ibu ingin menolongku tetapi dihalangi ayah. Ayah kejam !!.



Dengan dendam yang berbaur, aku bangkit dan kembali mengayuh sepeda tersebut. Tanpa aku sadari aku bisa naik sepeda dengan cepat. Aku dapat lihat ayah tersenyum puas.



********



Saat ujian sekolah, ibu saja yang bersungguh-sungguh memberi dorongan semangat. Ayah sekedar menetarwakan sikap ibu padahal aku sangat menanti perhatian dari ayah. Ayah pergi sambil mengucapkan semoga sukses tanpa sedikitpun berpaling ke arahku.



Aku kecewa tetapi bagaimanapun semangatku terus membara ketika melihat ayah seakan tidak menaruh setitis harapan untukku.



Tiba saatnya aku harus sekolah diasrama. Ibu menangis lagi saat-saat perpisahan itu. Aku nyaris mengeluarkan air mataku. Ayah mengulurkan uang saku untuk sebulan sambil berkata :



" Hidup ini satu perjuangan. Hanya yang takut saja yang akan mati."



Lalu ayah melepaskan pelukan ibu dan berlalu meninggalkan asrama. Tanpa lambaian atau sedikit pandangannya.



Bulan-bulan seterusnya, hanya ibu saja yang memberikan perhatian kepadaku di asrama. Ayah hanya akan meminta kertas ujianku.



Walaupun sedikit hampa tetapi aku tidak peduli karena ayah akan memberi uang saku tepat pada waktunya dan yang paling penting ayahlah yang sering membentulkan kesalahan pada kertas ujianku.



*************


Aku telah dewasa. pada hari pernikahanku, ibu mengecup dahiku dan air matanya menitis keluar. Itulah ibu... yang sering mengalirkan air matanya saat gembira maupun sedih.



Suatu ketika ayah duduk berbual dengan isteriku. Aku pernah terdengar isteriku mengadu perihalku. Tentang layananku terhadap aanak-anak dan aku mendengar ayah berkata :



"Aku pernah menyayangi mereka lebih dari dunia dan isinya."



Ketika isteriku mengadu sikapku yang dingin dan tegas terhadap anak-anak, aku akan teringat kata-kata ayah ;


"Aku pernah menyayangi mereka lebih dari dunia dan isinya."



Allahummaghfirlii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii




I LOVE U ALWAYS DAD & MOM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar